Kenapa pepsie blue tidak laku – Warna adalah bahasa ibu dari alam bawah sadar, begitulah kata carl jung. Begitu juga hidup yang penuh banyak warna. Warna dapat mengubah cara pandang dan perasaan kita. Biru misalnya, warna yang melambangkan otoritas dan stabilitas.
Kali ini kita akan coba membahas tentang sebuah warna untuk jualan. Ya benar memang, sebuah warna dapat mempengaruhi angka penjualan sebuah produk. Dan kita juga akan bahas tentang kenapa pepsie blue menjadi tidak laku khususnya di Indonesia? Apakah ada peran warna didalamnya?
Baca Juga : Bisnis Di Bulan Ramadhan Yang Bisa Dikembangkan
Daftar Isi
Mengapa Warna Biru Menjadi Membuat Pepsie Blue Tidak Laku?
Hampir semua bank di Indonesia dan Dunia menggunakan warna biru untuk logo brandingnya, biru digunakan sebagai lambang kepercayaan dan stabilitas.
Tetapi warna biru sangat tidak cocok digunakan untuk produk makanan dan minuman? kenapa?
Biru dalam produk makanan dan minuman membuat kesan seperti tiruan, tidak alami, kesan yang mengandung bahan pengawet dan dapat seketika menghilangkan selera.
Selama beberapa dekade para pakar dengan yakin menyatakan bahwa produk makanan dan minuman berwarna biru tidak akan berhasil di pasar, dan itulah yang terjadi dengan pepsie blue. Pernah lihat kah makanan dan minuman yang menggunakan warna biru?
Baca Juga : Liabilitas Tidak Lancar : Simak Pengertian dan Penjelasannya
Sebuah Psikologi Warna Untuk Jualan
Berdasarkan dengan studi yang dilakukan, warna dapat menjadi faktor bagi seseorang untuk mengambil sebuah keputusan, ketika seseorang membeli baju misalnya mereka akan menentukan dengan cepat, hanya dengan mengambil pilihan dari baju tersebut.
Orang mungkin tidak punya barang favorit, tetapi mungkin orang tersebut pasti memiliki warna favorit, nah seperti itulah kiranya.
Beberapa warna yang bisa menjadi pertimbangan :
Warna Putih
Putih terkenal dengan warna yang simple, raksasa teknologi dunia yaitu apple menggunakan ini dalam teknologi pemasaran mereka.
Putih memang membuat kita fokus pada produk yang ditampilkan, warna putih memberikan kesan clean terhadap sebuah produk.
Warna putih dalam psikologi biasanya diasosiasikan dengan kesucian, ketenangan, dan kesederhanaan. Warna ini juga diasosiasikan dengan kemurnian, kejujuran, dan kesucian. Warna putih dianggap sebagai warna yang murni karena tidak terkontaminasi oleh warna lain.
Ini juga dianggap sebagai warna yang simbolis mencerminkan kesempurnaan dan kebaikan. Dalam psikologi, warna putih juga diasosiasikan dengan kebebasan, kesederhanaan, dan kelegaan. Warna putih juga dapat mewakili ketenangan, ketenangan, dan kedamaian.
Warna Biru
Warna biru adalah warna yang berkaitan dengan ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian. Di dalam psikologi, biru dikaitkan dengan kesenangan, kesabaran, dan ketenangan. Dikatakan bahwa biru mendorong orang untuk menjadi lebih kreatif dan berpikir dengan cara yang berbeda.
Ini juga dikaitkan dengan emosi yang lebih positif, seperti berharap dan keyakinan. Warna ini juga digunakan untuk membangun komunikasi yang lebih baik, membantu untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik, dan membuat orang merasa lebih tenang dan damai.
Warna Kuning
Warna kuning biasanya dihubungkan dengan kegembiraan, optimisme, dan keceriaan. Hal ini sering diasosiasikan dengan kreativitas dan kecerdasan, keceriaan, dan kebahagiaan.
Warna kuning mungkin membawa perasaan ceria dan energi, yang dapat membantu orang untuk merasa lebih optimis dan produktif. Warna kuning juga diasosiasikan dengan optimisme, kreativitas, intuitif, dan komunikasi. Warna ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan membuka pintu ke imajinasi.