8 Proses Siklus Akuntansi yang Wajib Akuntan Tahu!

2 min read

8 Proses Siklus Akuntansi

Proses siklus akuntansi penting untuk diketahui untuk seorang akuntan. Hal ini untuk mengetahui seluruh proses tanggung jawab pemegang buku. Banyak dari langkah-langkah ini sering otomatis melalui perangkat lunak akuntansi dan program teknologi. Namun, mengetahui dan menggunakan langkah-langkah secara manual dapat menjadi penting bagi akuntan bisnis yang mengerjakan pembukuan.

Apa itu Proses Siklus Akuntansi?

Siklus akuntansi adalah proses delapan langkah dasar untuk menyelesaikan tugas pembukuan perusahaan. Ini memberikan panduan yang jelas untuk pencatatan, analisis, dan pelaporan akhir dari aktivitas keuangan bisnis.

Siklus akuntansi digunakan secara komprehensif melalui satu periode pelaporan penuh. Dengan demikian, tetap terorganisir sepanjang kerangka waktu proses dapat menjadi elemen kunci yang membantu menjaga efisiensi secara keseluruhan. Periode siklus accounting akan bervariasi menurut kebutuhan pelaporan. Sebagian besar perusahaan berusaha menganalisis kinerja mereka setiap bulan, meskipun beberapa mungkin lebih fokus pada hasil triwulanan atau tahunan.

Terlepas dari itu, sebagian besar pemegang buku akan memiliki kesadaran akan posisi keuangan perusahaan dari hari ke hari. Secara keseluruhan, menentukan jumlah waktu untuk setiap siklus akuntansi penting karena menetapkan tanggal tertentu untuk pembukaan dan penutupan. Setelah siklus accounting ditutup, siklus baru dimulai, memulai kembali proses akuntansi delapan langkah dari awal lagi.

8 Proses Siklus Akuntansi

Delapan langkah siklus akuntansi meliputi:

  1. Proses Identifikasi Transaksi

    Proses pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Perusahaan akan memiliki banyak transaksi sepanjang siklus akuntansi. Masing-masing perlu dicatat dengan benar di pembukuan perusahaan. Pencatatan sangat penting untuk mencatat semua jenis transaksi. Banyak perusahaan akan menggunakan teknologi point of sale yang terkait dengan pembukuan mereka untuk mencatat transaksi penjualan. Di luar penjualan, ada juga pengeluaran yang bisa datang dalam berbagai jenis.

  2. Proses Catat Transaksi dalam Jurnal

    Langkah kedua dalam siklus adalah pembuatan entri jurnal untuk setiap transaksi. Teknologi titik penjualan dapat membantu menggabungkan langkah satu dan dua, tetapi perusahaan juga harus melacak pengeluaran mereka. Pilihan antara akuntansi akrual dan kas akan menentukan kapan transaksi dicatat secara resmi. Perlu diingat, akuntansi akrual membutuhkan pencocokan pendapatan dengan pengeluaran sehingga keduanya harus dibukukan pada saat penjualan.

    Akuntansi kas mengharuskan transaksi dicatat saat kas diterima atau dibayarkan. Pembukuan entri ganda memerlukan pencatatan dua entri dengan setiap transaksi untuk mengelola neraca yang dikembangkan secara menyeluruh bersama dengan laporan laba rugi dan laporan arus kas.

    Prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) keduanya mengharuskan perusahaan publik untuk menggunakan akuntansi akrual untuk laporan keuangan mereka.

    Dengan akuntansi entri ganda, setiap transaksi memiliki debit dan kredit yang sama satu sama lain. Akuntansi single-entry sebanding dengan mengelola buku cek. Ini memberikan laporan saldo tetapi tidak memerlukan banyak entri.

  3. Proses Posting

    Setelah transaksi dicatat sebagai entri jurnal, itu harus diposting ke akun di buku besar. Buku besar memberikan perincian semua aktivitas akuntansi berdasarkan akun. Hal ini memungkinkan pemegang buku untuk memantau posisi dan status keuangan berdasarkan akun. Salah satu akun yang paling sering dirujuk dalam buku besar adalah akun kas yang merinci berapa banyak uang tunai yang tersedia.

  4. Proses Saldo Percobaan Tidak Disesuaikan

    Pada akhir periode accounting, neraca saldo dihitung sebagai langkah keempat dalam siklus akuntansi. Neraca saldo memberi tahu perusahaan saldo yang belum disesuaikan di setiap akun. Neraca saldo yang belum disesuaikan kemudian dibawa ke langkah kelima untuk pengujian dan analisis.

  5. Proses Siklus Akuntansi Lembar Kerja

    Menganalisis lembar kerja dan mengidentifikasi entri penyesuaian merupakan langkah kelima dalam siklus. Lembar kerja dibuat dan digunakan untuk memastikan bahwa debit dan kredit sama. Jika ada perbedaan maka perlu dilakukan penyesuaian.

    Selain mengidentifikasi kesalahan, entri penyesuaian mungkin diperlukan untuk pencocokan pendapatan dan biaya saat menggunakan akuntansi akrual.

  6. Proses Menyesuaikan Entri Jurnal

    Pada langkah keenam, seorang pemegang buku melakukan penyesuaian. Penyesuaian dicatat sebagai entri jurnal jika diperlukan.

  7. Proses Laporan Keuangan

    Setelah perusahaan membuat semua ayat jurnal penyesuaian, kemudian menghasilkan laporan keuangannya pada langkah ketujuh. Bagi sebagian besar perusahaan, laporan ini akan mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

  8. Proses Menutup Buku

    Akhirnya, sebuah perusahaan mengakhiri siklus akuntansi pada langkah kedelapan dengan menutup pembukuannya pada akhir hari pada tanggal penutupan yang ditentukan. Pernyataan penutup memberikan laporan untuk analisis kinerja selama periode tersebut.

Demikianlah informasi mengenai proses siklus akuntansi yang seharusnya diketahui oleh akuntan. Semoga bermanfaat bagi kamu yang sedang belajar akuntansi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

promo sdc ×

Mau Belajar Accurate?

Promo Belajar Accurate. Nikmati belajar accurate dan dapatkan sertifikatnya hanya kurang dari 200 ribu rupiah.

Ambil Kelas