Apa itu goodwill – Goodwill adalah bagian aset dalam neraca keuangan suatu perusahaan, yang masuk kedalam kategori aset tidak berwujud.
Bagi kamu sebagai seorang accounting dalam sebuah perusahaan, sudah pasti tidak asing dengan yang namanya goodwill.
Namun, belum tentu semua orang paham apa itu goodwill, nyatanya dalam sebuah perusahaan goodwill merupakan sebuah hal yang penting dalam sebuah neraca keuangan.
Goodwill bisa dikatakan seperti ini, Saat pembelian atas perusahaan lain melebihi harga pasar aset bersih, maka selisih tersebut yang dinamakan goodwill.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa goodwill adalah sebuah representasi angka yang lebih besar dibandingkan nilai buku yang dibayarkan suatu entitas untuk mendapatkan entitas lain.
Daftar Isi
Pengertian Goodwill
Goodwill adalah bagian dari aktiva dalam neraca, yang menggambarkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau aktiva tak berwujud yang merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan perusahaan lain. Accounting goodwill terjadi apabila perusahaan melakukan merger dengan perusahaan lain dengan metode pembelian (purchase).
Goodwill adalah kelebihan harga beli (purchase price) di atas harga pasar (fair market value) dari sebuah perusahaan yang dibeli. Goodwill di laporan keuangan disebut dengan accounting goodwill.
Secara teoretis, merupakan nilai sekarang dari kelebihan laba suatu perusahaan pada masa yang akan datang dalam suatu industri. Nilainya sama dengan harga pembelian dikurangi nilai buku dari aktiva neto perusahaan yang diinginkan dikurangi jumlah aktiva-aktiva perusahaan yang diinginkan yang bisa didepresiasikan, yang ditambahkan ke nilai pasar wajar. Nilai pasar yang wajar akan sama dengan harga pembelian.
Kita pakai sebuah contoh sederhana berikut ini
Katakanlah ada Perusahaan A membeli Perusahaan B seharga 500 milliar. Akuisisi ini tidak akan jadi ribet jika perusahaan B memang dikatakan punya ekuitas senilai Rp500 miliar. Uang ditukar dengan asset. Beres, kan? Akuntan tidak pusing. Investor biasa tidak bingung.
Tapi …. Bagaimana jika begini …
Perusahaan A ingin membeli perusahaan B yang punya aset bersih dikurangi utang senilai 500 miliar. Tapi… si Perusahaan B ternyata perusahaan terkenal dia punya brand dan sudah dikenal banyak orang. Produknya super keren dan jos gandos pokoknya. Perusahaan A rasanya nggak mungkin beli perusahaan B hanya senilai 500 miliar, kan?
Jika A mengakusisi B senilai 900 miliar, maka di kejadian inilah kita akan menemukan pos bernama “Goodwill” itu.
Goodwill mencatat selisih dari yang dibayar dan nilai aset. Dalam kasus A membeli B di atas, nilai goodwill yang diakui adalah Rp400 miliar.
Amortisasi Goodwill
Amortisasi dalam goodwill adalah istilah lain untuk penyusutan, sedangkan dalam aktiva tetap memiliki istilah penyusutan dalam aset yang tak berwujud penyusutan tersebut yang dinamakan amortisasi.
Apakah Goodwill Diamortisasi ?
Bedasarkan dengan pengertian diatas, goodwill dianggap dianggap mempunyai usia yang tak terbatas (infinite). Sekalinya pun ada, maka goodwill akan selalu muncul dalam perusahaan itu. Dari sebab-musabab ini, maka goodwill tidak akan diamortisasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Goodwill
- Kualitas Produk
Perusahaan yang memiliki produk yang berkualitas, dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan. Jika kualitas produk meningkat, maka akan meningkatkan penjualan dan keuntungan. Bersamaan dengan hal ini maka goodwill perusahaan akan melesat ke atas seiring dengan bagusnya kualitas produk.
- Efisiensi Manajemen
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang pandai dalam hal manajemen. Produk yang berkualitas akan bergantung juga dalam manajemen karena manajemen sangat mempengaruhi produktivitas. Dengan begini maka nilai goodwill dalam perusahaan akan meningkat.
- Lokasi yang strategis
Bisnis yang berlokasi di lokasi strategis cenderung akan meraih sukses, karena jangkauan untuk produkya bisa tepat sasaran dan banyak yang membeli atau menggunakan.
- Kondisi pasar
Perlu diketahui juga bahwasannya kondisi pasar bisa menentukan yang nilai goodwill dalam sebuah perusahaan. Semakin banyak orang yang membuat, maka semakin banyak juga tingkat persaingan dalam sebuah perusahaan.
- Kemudahan akses ke persediaan
Apalah daya jika pemesanan terhadap sebuah produk lancar, tetapi akses persediaannya sangatlah sulit. Maka yang terjadi adalah kekecewaan orang dalam membeli produk. Jika hal ini terjadi maka nilai goodwill dalam sebuah perusahaan bisa menjadi turun.
Cara menghitung goodwill
Goodwill memang sulit untuk dihitung nilainya, tetapi bukanlah tidak mungkin untuk dihitung nilai dari goodwill itu sendiri. Menghitung
Goodwill = P – (A + L)
Di mana:
P = harga pembelian perusahaan target
A = nilai pasar wajar dari aset
L = nilai pasar wajar dari liabilitas
Agar lebih paham mengenai cara menghitung sebuah goodwill dalam perusahaan, maka bisa melakukannya dengan cara berikut.
Perusahaan A akan mengakuisisi perusahaan B dengan harga pembelian sebesar Rp 500 miliar. Dalam proses akuisisi tersebut, diketahui bahwa total nilai aset perusahaan B yang dapat diidentifikasi adalah sebesar Rp 100 miliar. Perusahaan B memiliki liabialitas dengan total sebesar Rp 40 miliar. Berapa nilai goodwill dari perusahaan B?
Diketahui:
P = Rp 500 miliar
A = Rp 100 miliar
L = Rp 40 miliar
Jawaban:
Goodwill = P – (A + L)
= Rp 500 miliar – (Rp 100 miliar + Rp 40 miliar)
= Rp 500 miliar – Rp 140 miliar
= Rp 360 miliar
Jadi dalam proses akuisisi perusahaan B oleh perusahaan A, nilai goodwill adalah sebesar Rp 360 miliar.
Bagaimana, Sudah Paham Tentang Apa itu Goodwill ?
Jika kamu sudah paham tentang apa itu goodwill, syukurlah …
Kamu bisa memahami ini untuk kamu terapkan kedalam perusahaan kamu. Yang terjadi biasanya tidak sesimpel perhitungan diatas, pastilah akan ada banyak aspek – aspek lain.
Jika kamu bingung, kamu bisa langsung menghubungi kami sebagai jasa laporan keuangan perusahaan.
